Jombang, karyadini.com – Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan, Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang gelar Rembuk Stunting Tahun 2024 mengusung tema “cetak generasi emas bebas stunting,” bertempat di Aula Hotel Fatma Jombang.
Kolaborasi dan sinergi untuk percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Jombang sangat diperlukan, serta harus disadari dari sisi kesehatan sisi kecerdasan juga rentan menimbulkan stunting. Hal ini disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakab Jombang Drs. Purwanto saat diwawancarai awak media. Selasa (14/05/24)
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Jombang maupun yang dari pihak lembaga swadaya masyarakat berkomitmen kompak bersama-sama untuk menjadikan Jombang zero dari stunting,” ucapnya.
Purwanto berharap, tahun 2045 Kabupaten Jombang memiliki kader-kader bangsa yang berkualitas dan berdaya baik. Selama ini Pemkab Jombang telah memiliki kecerdasan unggul karena semakin maju dan modern di era globalisasi harus didukung Sumber Daya Manusia (SDM).
Senada, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan, Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang dr. Pudji Umbaran saat diwawancarai menyampaikan, hasil survei kesehatan yang dirilis Pemkab Jombang mengalami penurunan stunting dari 22,1% menjadi 18,0%.
“Dapat diartikan, selama tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Jombang telah bekerja keras dari awal tahun sampai akhir tahun dan telah membawakan hasil yang cukup signifikan stunting di Jombang turun 4,1%,” jelasnya.
Selain itu, agar dapat menurunkan stunting di tahun 2024, diharapkan tingkat kehadiran di Posyandu setiap bulannya harus benar-benar maksimal. Hal ini bentuk upaya Pemkab Jombang bagi semua bayi balita untuk mereka diukur dan dinilai perkembangan kognitifnya sehingga tidak ada bayi yang terlewatkan dari seleksi kesehatan.
“Saya akan terus lakukan aktivitas audit kasus stunting dengan turun ke kecamatan-kecamatan hasil timbang yang dilakukan dilakukan puskesmas atau posyandu, kemudian harus dilakukan analisa,” katanya.
Lanjut Pudji, hasil analisa puskesmas penyebab terjadinya stuntingd an memerlukan audit ada empat (4) kelompok, diantaranya kelompok kurang mampu, kelompok mampu tapi tidak tahu, kelompok problem kesehatan, kelompok dampak lingkungan. Pungkasnya. (vir)