Jombang, karyadini.com – Event tahunan Bupati Layani Warga (BULAGA) yang digelar Pemerintah Kabupaten Jombang dengan menghadirkan 32 jenis pelayanan publik yang terintegrasi untuk warga, salah satunya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang, bertempat di Lapangan Desa Blimbing Kecamatan Gudo.

Setiap lapak-lapak dari 32 jenis pelayanan publik, Pj. Bupati Jombang menilai dan dirasa sudah cukup bagus, serta berhubung sudah menjadi program tahunan, BULAGA tahun 2024 tidak akan dirubah tetapi hanya akan disempurnakan.

Hal ini disampaikan Pj. Bupati Jombang Sugiat saat diwawancarai sejumlah wartawan setelah berkeliling dan berkunjung di setiap lapak. Rabu (28/02/24)

“Adanya BULAGA dengan slogan CAK – CEK kita semua dapat merubah mindset yang cepat tapi sesuai dengan aturan, jangan melempar pengaduan masyarakat,” ucapnya.

Sugiat berharap, BULAGA untuk kedepan dapat menjadikan Jombang lebih baik sesuai tahapan dan rencana yang telah ada dengan 10 program prioritas. Dan ia mengatakan akan dilakukan dan harus cepat dalam kurun waktu 1 tahun.

Ditempat sama, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang Muntholip menyampaikan, pelayanan yang di tampilkan dalam BULAGA ada dari bidang perpustakaan dan bidang kearsipan.

Sementara, di bidang perpustakaan menampilkan layanan baca di tempat, chalange kemampuan literasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh panitia dan e-pusda (sarpras wifi).

“Di bidang Perpustakaan ini, kami juga melayani alih media arsip milik Pemerintah Desa dan masyarakat yang ada di Kecamatan Jogoroto dan Kecamatan Diwek. Alih media sebagai salah satu bentuk digitalisasi arsip, sehingga tidak mudah rusak dan hilang. Hasil alih media ini dapat diunggah juga dalam JIKN melalui aplikasi SIKN,” jelasnya.

Selain itu, di bidang kearsipan menampilkan sosialisasi Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) kepada masyarakat. JIKN dapat diartikan sebuat aplikasi ANRI yg dpt diakses oleh masyarakat untuk mengetahui informasi yg dibutuhkan, misal tentang sejarah bangsa, produk hukum, karya tulis, foto dokumenter dan lain sebagainya, serta JIKN dibutuhkan untuk menyimpan sejarah memori kolektif bangsa.

Tidak hanya itu, Disperpusip bekerjasama dengan Klenteng Gudo sebagai salah satu sejarah memori bangsa yang ada di Jombang.

“Kami bekerja sama dengan Klenteng Gudo karena di Jombang menyimpan banyak sejarah memori kolektif bangsa, sehingga masyarakat harus didorong untuk berperan serta sehingga sejarah memori kolektif bangsa tersebut tidak rusak, hilang dan tidak dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa ke depannya,” katanya.

Lanjut Muntholip, dalam program BULAGA, Disperpusip juga berencana untuk mengumpulkan dan mendigitalisasi arsip KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal Gus Dur, hal ini dilakukan karena Gus Dur merupakan salah satu Presiden Republik Indonesia, sehingga perlu diselamatkan juga arsip sejarahnya karena merupakan bagian dari sejarah memori kolektif bangsa.

Perlu diketahui, Sejarah memori kolektif bangsa di Jombang sangat banyak, misalnya sejarah Nahdlatul Ulama, Pondok Pesantren, Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno dan lain sebagainya. Pungkasnya. (vir)